Jumat, 25 November 2011

Ancaman global Warming dan Pencegahan, serta Solusi Menurut Tataran Etika Keislaman

Ancaman global Warming dan Pencegahan, serta Solusi Menurut Tataran Etika Keislaman

Pendahuluan

Global warming akan menyebabkan pengaruh buruk pada lingkungan. Salah satu contohnya adalah kenaikan air laut, yang akan mengakibatkan terendamnya daerah-daerah di sekitar pantai. Yang terkena dampaknya adalah penduduk di sekitarnya. Coba bayangkan, ribuan bahkan jutaan orang akan menjadi pengungsi, bukan karena perang, namun karena bencana yang dibuat oleh manusia. Belum lagi kemarau panjang yang akan dialami oleh daerah-daerah tertentu, yang akan mengakibatkan gagal panen dan mengancam persediaan pangan.

Dua hal yang saya contohkan di atas, merupakan faktor penyebab konflik. Somalia pada awal tahun 90-an didera krisis pangan yang berlanjut pada perangs audara. Bagi negeri kita tercinta, naiknya air laut akan menenggelamkan pulau-pulau terluar dan mengancam kedaulatan negara.

Walaupun ancaman global warming sangatlah dahsyat, namun banyak orang yang belum menyadarinya. Bahkan global warming merupakan ancaman yang lebihs erius dibandingkan dengan ancaman terorisme. George Bush dan Kongres USA menolak meratifikasi Protokol Kyoto yang mewajibkan negara-negara untuk mengurangi kadar emisi gas buang. Padahal apda masa pemerintahan Clinton, Amerika ikut menandatanganinya, namun tidak meratifikasinya. Sayang sekali Clinton gagal meyakinkan kongres USA untuk meratifikasinya. Bush pun tidak mempunyai niat untuk melobi Kongres agar meratifikasinya. Yah...apalagi kalau bukan karena kepentingan bisnisnya...

Okelah, walaupun negara-negara adidaya menolak untuk mengurangi emisi gas buang, bukan berarti kita tidak dapat melakukan sesuatu untuk mengurangi dampak global warming. Bagi anda yang lebih memilih menggunakan kendaraan umum dibandingkan dengan mengendarai kendaraan pribadi, anda telah berperan dalam mengurangi dampak global warming.

Bagaimanapun juga komitmen dari negara adidaya seperti USA dan RRC merupakan hal yang paling utama karena mereka-lah yang merupakan negara industri terbesar. Semoga para politisi di negara-negara adidaya menonton film An Inconvenient Truth dan mempraktekannya. Demi kelangsungan kehidupan umat manusia di bumi tercinta ini.

Pengertian Global Warming

Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21.

Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.

Pemanasan Global Memburuk Efek Rumah Kaca Meningkat Krisis Mengintai Dunia

Buruknya Dampak Krisis Pemanasan Global Semakin Cepat Mengintai Dunia.. Pemanasan Global.. Global Warming.. ternyata semakin memburuk terus.. dan semakin terlihat dampak percepatan krisis itu selama beberapa tahun terakhir.. akankah siap kita menghadapi Buruknya Dampak Krisis Pemanasan Global Semakin Cepat Mengintai Dunia.. sementara kesadaran manusia bukan semakin bertambah baik.. malah semakin memperparah keadaan saja.

Sejak persepakatan Kyoto tahun 1997 tentang pemanasan global, perubahan iklim justru menunjukkan gejala memburuk dan makin cepat – melebihi perkiraan terburuk ditahun 1997. Ketika dunia selama belasan tahun bicara tentang pemanasan global, lautan Artik yang tadinya beku kini mencair menjadi jalur-jalur baru perkapalan. Di Greenland dan Antartika, lapisan es telah berkurang triliunan ton. Gletser di pegunungan Eropa, Amerika Selatan, Asia, dan Afrika menciut sangat cepat. Bersama itu pula, menjelang konferensi tingkat tinggi iklim di Kopenhagen bulan depan, fakta-fakta perubahan iklim lainnya terus berlangsung, antara lain:

· Semua air samudera di dunia telah meninggi 1.5 inchi

· Musim panas dan kebakaran hutan makin parah di seluruh dunia, dari Amerika bagian barat hingga Australia, bahkan sampai Gurun Sahel di Afrika utara.

· Banyak spesies kini terancam karena berubahnya iklim. Bukan saja beruang kutub yang kepayahan bermigrasi (yang telah menjadi ikon pemanasan global), tapi juga pada kupu-kupu yang sangat rapuh, berbagai spesies kodok, dan juga pada hutan-hutan pinus di Amerika utara.

· Temperatur selama 12 tahun terakhir lebih panas 0.4 derajat dibandingkan dengan 12 tahun sebelum 1997

Sebelumnya, di tahun 90′an, para peneliti tak ada yang memperkirakan perubahan iklim akan separah saat ini, dan tak ada yang mengira semuanya akan terjadi secepat ini. “Penelitian terakhir menyatakan bahwa keadaan kita lebih pelik dari yang tadinya disangka,” kata Janos Pasztor, penasehat iklim bagi Sekjen PBB, Ban Ki-moon.

Sejak perjanjian untuk mengurangi polusi gas berefek rumah kaca ditandatangani di Kyoto, Jepang, Desember 1997, level karbondioksida di udara telah meningkat 6,5 persen. Petinggi dari seluruh dunia akan bertemu lagi di Kopenhagen bulan depan untuk membentuk suatu perjanjian lanjutan, yang menurut Presiden Barack Obama “akan berdampak langsung secara operasional …. dan merupakan kemajuan dalam usaha menyatukan dunia untuk mencari pemecahan.”

Meski begitu, nyatanya usaha terakhir di Kyoto tak mendapatkan hasil yang diinginkan.

Dari 1997 hingga 2008, emisi karbondioksida di dunia akibat penggunaan bahan bakar fosil telah meningkat 31 persen; emisi gas berdampak rumah kaca di Amerika juga naik 3,7 persen. Emisi dari China, yang kini merupakan penyebab polusi terbesar untuk jenis ini, telah berlipat dua selama periode 12 tahun ini. Ketika senat AS keberatan atas persetujuan terdahulu dan Presiden George W Bush mengundurkan diri dari hal itu, artinya 3 penyebab polusi terbesar dunia – AS, China, dan India – tak berpartisipasi dalam perjanjian pengurangan emisi itu. Negara berkembang tak diikutsertakan dalam protokol Kyoto dan kini hal itu akan menjadi salah satu masalah utama di Kopenhagen.

Dan gas berefek rumah kaca ternyata lebih kuat dampaknya dan lebih cepat terbentuknya daripada perkiraan, kata para ilmuwan. “Di tahun 1997, dampak dari perubahan iklim dipandang rendah; kini rasio perubahan makin cepat,” kata Virginia Burkett, peneliti perubahan iklim global dari Survei Geologis AS.

Pernyataan terakhir itu mengkhawatirkan mantan Wapres Al Gore, yang membantu menengahi perjanjian menjelang akhir pertemuan di Kyoto. “Perbedaan yang paling serius yang kita alami adalah percepatan krisis itu sendiri,” kata Gore dalam wawancara bulan ini.

Tahun 1997, pemanasan global adalah bahan pembicaraan ilmuwan bidang iklim, pakar lingkungan, dan pelobi kebijakan. Sekarang para pakar biologi, pengacara, ekonom, insinyur, analis asuransi, manajer resiko, pakar bencana alam, pedagang komoditas, ahli nutrisi, pakar etika, dan bahka psikolog turut terlibat dalam topik pemanasan global.

“Kita telah berjalan dari 1997, dimana pemanasan global adalah masalah abstrak di kalangan cendikiawan, hingga sekarang dimana masalah ini dibicarakan semua orang,” kata Andrew Weaver, ilmuwan bidang iklim dari Universitas Victoria.

Perubahan dalam 12 tahun terakhir yang paling mengkhawatirkan para ilmuwan adalah yang terjadi di Artik, dimana lautan es musim panasnya lumer, dan hilangnya massa es beralas daratan pada lokasi-lokasi kunci di seluruh dunia. Semuanya terjadi jauh lebih cepat dari perkiraan.

Dahulu di tahun 1997 tak ada orang yang menyangka bahwa lautan es di Artik bisa meleleh – ini dimulai kira-kira 5 tahun yang lalu, – kata Weaver. Dari 1993 hingga 1997, es di lautan biasanya mengecil kira-kira menjadi 2,7 juta mil persegi di musim panas. Dalam lima tahun terakhir rata-rata hanya menjadi 2 juta mil persegi. Selisih itu sebesar Alaska.

Antartika mengalami peningkatan es laut yang kecil, dikarenakan efek dingin dari lubang di ozon, menurut Survei Antartika Inggris. Dalam waktu bersamaan, bongkah-bongkahan besar dari lapisan es lepas dari semenanjung Antartika.

Walau es di Samudera Artik tak meningkatkan permukaan laut, tapi lumernya lapisan es raksasa dan gletser bisa menaikkan permukaan laut. Kedua hal tersebut terjadi dengan cepat di kedua kutub bumi.

Pengukuran menunjukkan bahwa sejak tahun 2000, Greenland telah kehilangan lebih dari 1,5 triliun ton es, sementara Antartika 1 triliun ton sejak 2002. Menurut beberapa laporan dari Dewan Antar-Pemerintahan untuk Perubahan Iklim, para ilmuwan tidak mengantisipasi hilangnya lapisan es di Antartika, kata Weaver. Dan rasio kecepatan melelehnya es makin tinggi, sehingga lapisan es di Greenland kini meleleh dua kali lebih cepat dibanding tujuh tahun lalu, sehingga meninggikan permukaan laut.

Gletser di seluruh dunia menciut tiga kali lebih cepat dibanding tahun 1970′an dan rata-rata tiap gletser telah kehilangan es setebal 25 kaki (7,62 m) sejak 1997, kata Michael Zemp, peneliti di Badan Pengawan Gletser Dunia di Universitas Zurich.

“Gletser adalah pengukur iklim yang handal, ” kata Zemp. “Yang terjadi adalah hilangnya es yang makin cepat.” Dan permafrost – yaitu kawasan beku di utara juga meleleh dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, kata Burkett.

Ada satu lagi dampak pemanasan global – baru diketahui setelah tahun 1997 – yang membuat ilmuwan gigit jari. Semua samudera makin asam karena banyaknya karbondioksida yang diserap oleh air. Ini menyebabkan pengasaman, suatu isu yang bahkan tak diberi nama hingga beberapa tahun terakhir. Air yang lebih asam akan merusak karang, kerang, dan plankton, yang ujungnya mengancam rantai makanan di lautan, kata para bakar biologi.

Di tahun 1997, “tak disebut perihal tumbuhan dan satwa” dalam hal pemanasan global. Namun kini keduanya ikut terancam, kata pakar biologi Universitas Stanford, Terry Root. Kini para ilmuwan sedang memikirkan spesies mana saja yang bisa diselamatkan dari kepunahan dan mana yang sudah tak tertolong. Beruang kutub adalah spesies pertama di daftar federal untuk spesies terancam, dan hewan sejenis kelinci kecil dari Amerika, Pika, kemungkinan juga terancam.

Lebih dari 37 juta hektar hutan pinus di Kanada dan Amerika telah dirusak oleh kumbang yang tak mati (terkendali populasinya) karena musim salju tak sedingin dahulu lagi. Dan di Amerika bagian barat, jumlah daerah yang mengalami kebakaran berlipat. Penampung Sungai Colorado, penyedia air besar untuk Amerika Barat, hampir penuh di tahun 1999, tapi di tahun 2007 setengah dari persediaan air telah hilang setelah daerah itu menderita kemarau berkepanjangan terparah dalam catatan seabad.

Kerugian asuransi dan pemadaman listrik menjulang dan para ahli mengatakan bahwa pemanasaan global turut ada andilnya juga di sini. Jumlah pemadaman listrik sehubungan cuaca di Amerika dari 2004-2008 tujuh kali lebih tinggi dibanding tahun 1993-1997, kata Evan Mills, kata staf peneliti dari Lab. Nasional Lawrence Berkeley. “Pesan dari segi ilmu pengetahuan ialah bahwa kini kita tahu lebih banyak dibanding tahun 1997, dan semuanya kabar buruk,” kata Eileen Claussen, ketua dari Pusat Perubahan Iklim Global di Pew. “Keadaannya lebih parah dari perkiraan manapun.”

Gas rumah kaca telah mencapai tingkat tertingginya sejak masa pra-industri, demikian peringatan beberapa ahli meteorologi, Senin (23/11). Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), di Geneva, mengumumkan, pada 2008 terjadi peningkatan tertinggi gas rumah kaca sejak 1998.

“Kami ingin semua keputusan tidak dilandasi atas desas-desus tapi atas kenyataan, jadi di sinilah semua fakta itu,” kata Michel Jarraud, Sekretaris Jenderal WMO, yang merujuk kepada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen pada Desember.

WMO Greenhouse Gas Bulletin memperlihatkan, hingga 2008, rasio karbon dioksida, metan, dan nitro oksida, masing-masing naik sebesar 38 persen, 157 persen, dan 19 persen sejak masa pra-industri sebelum 1750. “Apa makna kenaikan ini ialah Kyoto tak cukup,” kata Jarraud, “tapi tanpa Kyoto, itu bahkan akan lebih buruk”.

Buletin itu mengungkapkan bahwa kosentrasi kloroflurokarbon (CFC) naik, berkat Protokol Montreal mengenai Bahan yang Merusak Lapisan Ozon, yang mulai diberlakukan pada 1989, kendati gas lain, halogen, meningkat dengan cepat. “Apa yang saya ketahui ialah kita tak boleh menyerah. Kita mesti melakukan setiap upaya guna mencapai kesepakatan terbaik yang mungkin dicapai di Copenhagen. Penting untuk bertekad. Penting untuk mengurangi jumlah perubahan iklim. Makin lama kita menunda keputusan, makin besar dampaknya,” kata Jarraud.

WMO, melalui Global Atmosphere Watch (GAW) Progam, mengkoordniasikan pengawasan gas rumah kaca di atmosfir melalui jaringan kerja 200 stasiun di lebih dari 50 negara. WMO didirikan pada 1950. Organisasi tersebut memiliki 188 negara anggota dan bermarkas di Geneva.

Indonesia Rentan Dampak Perubahan Iklim

Para ahli memperkirakan, pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim akan berdampak pada rusaknya berbagai ekosistem darat maupun laut. Lebih ekstrem lagi, diperkirakan akibat pemanasan global, pulau-pulau di Pasifik akan tenggelam! Bagaimana dengan Indonesia yang notabene merupakan negara kepulauan?

Meski tidak sampai menenggelamkan pulau, dampak pemanasan global dan perubahan iklim telah terlihat di sebagian besar kawasan di Indonesia, terutama area pesisir. Hal ini disampaikan oleh beberapa peneliti dari Yayasan Pelangi Indonesia saat ditemui Desember 2006 lalu.

Menurut Chrisandini, salah seorang peneliti dari Pelangi, pemanasan global dan perubahan iklim bisa saja menyebabkan pulau tenggelam, namun tidak secara langsung. “Bisa saja, terutama untuk pulau-pulau yang kecil,” ujarnya. Menurut Arief Riyanto, rekan Chrisandini, yang paling rentan akan dampak perubahan iklim adalah negara-negara kepulauan seperti Fiji dan Indonesia.

Ia mencontohkan meski di Indonesia belum ada bukti nyata, namun negara-negara kepulauan di pasifik telah mengadakan perjanjian dengan Australia dan Selandia Baru sebagai antisipasi tengelamnya pulau yang mereka huni. “Jika di masa depan pulau mereka tenggelam, penduduknya akan direlokasi ke Australia atau Selandia Baru.”

Tahun 2005 lalu, 100 penduduk pulau Pulau Tegua yang terletak di gugus kepulauan pasifik terpaksa pindah karena pulau yang mereka huni tenggelam. Beberapa Ilmuwan yang tergabung dalam UNEP mengatakan bahwa hal ini diperkirakan terjadi karena kenaikan air laut dan badai yang disebabkan oleh pemanasan global.

Kerusakan ekosistem lainnya yang diperkirakan terjadi akibat pemanasan global adalah pemutihan terumbu karang. Saat tekanan yang dialami komunitas terumbu karang meningkat, organisme yang hidup di terumbu karang menghilang. Akibatnya, terumbu karang memutih (bleaching). Hal ini akan berdampak serius bagi kelestarian terumbu karang dan kehidupan biota laut serta masyarakat pesisir.

Menurut Ii Rosma Tarmidji, peneliti dari Pelangi, lebih dari 50 persen sektor perekonomian di Indonesia bertumpu pada area pesisir. “Kota-kota besar rata-rata di daerah pesisir, jadi kebayang dampak 20 tahun kedepan terhadap kota-kota itu. Bukan hanya hilangnya pulau, perikanan dan koral serta hutan bakau juga terkait.”

Orang Miskin Paling Rentan

Selain dampaknya terhadap lingkungan, pemanasan global dan perubahan iklim juga memberikan dampak serius pada kehidupan sosial dan budaya, terutama bagi masyarakat miskin. Hal ini disetujui oleh Chrisandini. “Dia (masyakat miskin) gak punya sumber daya untuk lakukan tindakan adaptasi. Apalagi untuk masyarakat yang tergantung alam seperti petani. Kalau musim berubah yang paling kena mereka. Tingkat adaptasinya paling lemah.”

Masyarakat nelayan yang tingal di daerah pantai rata-rata masyarakat yang miskin. Mereka tergantung pada hasil tangkapan ikan. Menurut Ii, akibat pemutihan terumbu karang, ikan-ikan banyak yang menjauh sehingga nelayan perlu melaut lebih jauh untuk mendapatkan ikan. Hal ini tentunya semakin menyulitkan mereka.

Arif menambahkan, “Kalau dulu misalnya dia tidak perlu berperahu terlalu jauh, dulu cukup sekitarnya, sekarang dia harus ke pulau lain. Kayak yang di Banyuwangi, dulu dia cukup ke daerah itu saja. Sekarang dia bahkan sampai harus ke yang ditimur, sampai ke Nusa Tenggara, Bali. Mereka merasa tangkapan mereka sudah berkurang aja.”

Maka, meski dampak yang dirasakan tidak bisa diketahui secara langsung, menurut Ii, tindakan yang paling tepat dalam menyikapi perubahan iklim adalah precautionary principal (prinsip kehati-hatian). “Jadi daripada memperdebatkan apakah suatu kerusakan dan perubahan akibat perubahan iklim atau bukan, jika berdasarkan studi perubahan iklim itu sudah ada dan efeknya diperkirakan cukup mengkhwatirkan, mengapa kita tidak menyiapkan diri saja?” ujarnya.

Dampak dan Solusi Menurut Tataran Etika Keislaman

Sudah menjadi sifat manusia bila mereka melupakan Allah maka mereka akan melupakan dirinya sendiri, sebagaimana firman Allah yang artinya :

Ÿwur (#qçRqä3s? tûïÏ%©!$%x. (#qÝ¡nS ©!$# öNßg9|¡Sr'sù öNåk|¦àÿRr& 4 šÍ´¯»s9'ré& ãNèd šcqà)Å¡»xÿø9$# ÇÊÒÈ

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. 59:19)

Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 59:20)

Orang menjadi fasik disebabkan manusia tidak memiliki daya tahan untuk menghindari bujukan hawa nafsu dan tipu daya syaitan. Akhirnya manusia dengan sangat bersemangat melanggar aturan-aturan Allah, dan mengotori dirinya dengan dosa-dosa dan kesesatan serta perbuatan-perbuatan yang mencelakakan diri. Yang semuanya nampak begitu Indah dan nikmat, karena telah dipulas oleh syaitan dengan menjadikan semua larangan Allah menjadi nampak indah.

Menyembuhkan Kerakusan Jiwa Sebagai Penyebab Global Warming

Salah satu slogan untuk menghentikan Global warming adalah dengan “Hindari Pola Hidup Konsumerisme”, atau secara sederhana bisa dirubah dengan kata-kata “Hentikan manusia dari penyakit Rakus Dunia”. Untuk menyembuhkan penyakit tersebut Islam memberikan obat dengan cara banyak mengingat Allah, banyak mengingat Akherat dan banyak beramal sholih, untuk menggapai kebahagiaan akherat yang kekal abadi, sebagaimana firman Allah yang artinya:

ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33:21)

Manusia menjadi sangat mudah terjangkiti penyakit rakus dunia dan lupa akherat, disebabkan karena manusia telah melupakan tugas utamanya sebagai makhluq Allah, yang punya tugas utama adalah untuk beribadah kepada Allah, mengagungkan Allah, bertasbih kepada Allah, dan menempuh jalan-jalan bahagia di dunia dan di akherat.

Dan kepunyaan-Nyalah segala yang ada di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. (QS. 21:19)

Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS. 21:20)

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 17:44)

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), (QS. 15:98)

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. 15:99)

Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya akmu merasa senang. (QS. 20:130)

maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum(yang lebih tepat): dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya. (QS. 21:79)

Dari sedikit cuplikan ayat-ayat diatas semuanya memberi pengertian tentang tugas seluruh makhluq adalah bertugas bertasbih dan mengagungkan Allah. Ayat-ayat diatas memberi pengertian seluruh ciptaan Allah mempunyai tugas untuk bertasbih kepada Allah. Allah telah menciptakan diri kita dari air mani menjadi kita adalah sesuai dengan kehendak Allah

uqèd Ï%©!$# óOà2âÈhq|ÁムÎû ÏQ%tnöF{$# y#øx. âä!$t±o 4 Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd âƒÍyèø9$# ÞOŠÅ3ysø9$# ÇÏÈ

Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 3:6)

Sholat sebagai Kebutuhan Jiwa

Allah telah memberi tugas utama kepada manusia untuk mengagungkanNya dan bertasbih kepadaNya, dan salah satu wujud dari pengagungan dan tasbih manusia adalah dengan sholat. Dan bagi orang-orang yang melakukan sholat dengan baik dan benar maka akan dapat terhindar dari sifat-sifat buruk bawaan manusia yaitu dari sifat suka berbuat fahsya’ dan mungkar sebagaimana firman Allah

ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7øs9Î) šÆÏB É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( žcÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# ̍s3ZßJø9$#ur 3 ãø.Ï%s!ur «!$# çŽt9ò2r& 3 ª!$#ur ÞOn=÷ètƒ $tB tbqãèoYóÁs? ÇÍÎÈ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)

Sholat dan sekaligus bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an baik diwaktu sholat dan diluar sholat, apabila dimengerti artinya dan diketahui maksudnya, dan ditanamkan dengan sungguh-sungguh dalam hati dapat mencegah manusia dari berbuat keji dan mungkar.

Umat Islam banyak yang melakukan sholat namun tidak banyak yang memahami dengan apa yang dibacanya bahkan jauh dari contoh Rasulullah dalam mengerjakannya, namun hal ini sudah berjalan dalam waktu yang sangat panjang sebagaimana keprihatinan seseorang sahabat Rasulullah dalam kitab hadits Shahih Bukhari yang artinya :

Az-Zuhri berkata, "Saya datang kepada Anas bin Malik di Damaskus, kebetulan ia sedang menangis. Lalu saya bertanya, 'Mengapa engkau menangis?' Ia menjawab, 'Saya tidak tahu lagi amal yang kudapati di masa Nabi yang masih diindahkan (dipedulikan) orang sekarang, selain shalat itu pun sudah disia-siakan orang.' (Di dalam riwayat lain: 'Kamu telah menyia nyiakan apa yang kamu sia siakan.)" (HSR Bukhari pada Bab Waktu Sholat)

Pemahaman pelaksanaan sholat dan pemahaman serta kecintaan umat Islam kepada Al-Qur’an dan sholat adalah menunjukkan akan tingkat kesucian dan kesholihan seseorang, sebagai seorang hamba Allah yang cinta kepada Allah dan cinta kepada firman-firmanNya. Dan Salah satu fungsi sholat adalah mensucikan jiwa sebagaimana Hadist Rasulullah yang artinya

Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda, "Bagaimana pendapatmu seandainya di depan pintu salah seorang di antara kamu ada sungai yang ia mandi lima kali tiap hari di dalamnya, apakah kamu katakan, 'Kotorannya masih tinggal?'" Mereka menjawab, "Kotorannya sedikit pun tidak bersisa." Beliau bersabda, "Itulah perumpamaan shalat yang lima waktu. Allah menghapus kesalahan-kesalahan dengannya."(HSR Bukhari)

Kesucian Batin Yang Makin Langka

Banyaknya tawaran-tawaran untuk menikmati intertainment (hiburan) telah dapat menghibur manusia di muka bumi. Banyaknya sarana-sarana yang menghibur manusia dimuka bumi, misal, dengan musik, dengan film, dengan lawak, dan sebangsanya telah membuat manusia menghibur diri dari kesusahan yang sering hinggap di hati. Namun sebenarnya sifat hiburan adalah sangat sementara dan sering malah-malah semakin mengotori hati.

Keasyikan manusia untuk menikmati hiburan inilah yang kemudian menjadikan manusia melalaikan terhadap tugas utamanya, yaitu untuk senantiasa beribadah kepada Allah, mengagungkan Allah dan bertasbih kepada Allah, dalam rangka memenuhi kelaparan jiwanya dan menjaga kesucian jiwanya. Supaya terjaga ingatnya kepada Allah dan hari akhir (Taqwa). Walhasil manusia melupakan Allah dan diikuti akibat berikutnya, manusia melupakan terhadap keselamatan dan kebahagiaan dirinya sendiri.

Telah terbukti pada hari ini akan banyaknya bintang film, bintang sinetron dan bintang lawak, bintang musik, terjerumus kepada obat-obat terlarang atau narkoba. Ini menunjukkan apa yang mereka lakukan selama ini untuk menghibur orang lain ternyata dirinya sendiri dalam kesusahan dan membutuhkan narkoba untuk melupakan kesusahan itu.

Masjid Dan Ketenangan Jiwa

Sudah banyak terbukti, dan telah banyak dibuktikan bahwa pelaksanaan sholat dengan berjamaah di masjid, dapat menumbuhkan iman dan taqwa. Kita mengambil contoh saudara-saudara kita umat Islam dari jama’ah Tabligh yang telah dengan rajin mengajak umat Islam untuk kembali memakmurkan masjid. Dan mereka benar-benar mengisi hidupnya dengan Ibadah-ibadah di masjid yang dituntunkan oleh Rasulullah Muhammad s.a.w.

Banyak dari mereka orang-orang awam, para profesi dan praktisi ilmu-ilmu dunia yang mereka ikut dalam menekuni ajakan saudara-saudara kita dari jama’ah Tabligh, akhirnya mereka menjadi lebih sholih, lebih khusu’ dan lebih bertaqwa, setelah mereka menjadikan masjid sebagai tempat utama dan tempat yang paling dicintai ketika mereka hidup dimuka bumi. Dan tentu dapat pula menyembuhkan manusia dari penyakit “RAKUS DUNIA YANG MERUSAK”.

Dengan sering kita bertasbih kepada Allah, dengan memakmurkan masjid, maka tumbuh dalam diri kita daya tahan untuk menghadapi segala bujukan hawa nafsu dan bujukan syaitan serta tersembuhkan dari berbagai-bagai penyakit rohani lainnya. Memang manusia hidup dimuka bumi punya tugas utama untuk bertasbih dan mengagungkan Allah, bukan untuk yang lainnya.


Daftar Pustaka

Hariansyah, Catur Aries, dan Sulistiono. 2008. Pemanasan Gobal Terkuak Kembali (Pdf File). Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Diakses pada tanggal 23 November 2009.

Ivie. 2008. Global Warming Tahun 2007, Tahun Terpanas Kedua di Bumi. Online. (http://langitselatan.com). Diakses pada tanggal 29 November 2009.

Kodra, A.H., Syaukani. 2004. Bumi Makin Panas, Banjir Makin Luas; Menyibak Tragedi Kehancuran Hutan. Bandung: Nusantara.

Lukas Adi Prasetya. 2009. 25 November. Kurangi Konsumsi Daging, Cegah Pemanasan Global; Cegah Pemanasan Global Bukan Sekedar Hemat Listrik dan BBM. Online (http://kompas.com). Diakses pada tanggal 29 November 2009.

Ptatomo, Lutfi. 2007. Hancurnya Bumi; Ujung Global Warming. Online (http://beritahabitat.net). Diakses pada tanggal 29 November 2009.

Ranger. 2009. Global Warming (Pemanasan Global). Online. (http://gumuxranger.web.id). Diakses pada tanggal 29 November 2009.

VN:F [1.6.8_931]

1 komentar:

  1. Artikel yang lengkap dan menarik, mari tahan laju global warming dengan menanam pohon. Sekarang semakin menarik karena ada program revolusioner, "MENANAM POHON AMANKAN BUMI SEKALIGUS MENDAPATKAN MANFAAT EKONOMOMI DALAM PENANAMAN DAN KAMPANYENYA"


    Cari Tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com
    http://goo.gl/J3xVtY

    BalasHapus